Madu Rasa Tawon
Author: pujiarya
Anak-anak memang pribadi yang unik. Mereka polos, jujur mengatakan apa yang ada di hati serta pikirannya, dan memegang teguh sesuatu yang mereka anggap benar. Seperti halnya Joska, keponakan saya, karena belum bisa membaca seringkali dia menerjemahkan benda-benda dari gambar yang menyertainya dan hal-hal yang dia lihat.
Suatu hari saya mendengar dia melapor pada neneknya karena bertengkar dengan saudara sepupunya. Jarang dua keponakan saya melakukan hal itu, mereka biasanya akur. “Ada madu rasa tawon kan, Nek! Masa Michelle tidak percaya”, adu Joska.
Apa yang dia maksud dengan madu rasa tawon? Usut punya usut ternyata dua keponakan saya ini sedang membicarakan dus tempat madu yang kemarin saya beli. Madu itu rasa stroberi. Karenanya, di dus itu terdapat gambar buah stroberi dan tawon – karena madu memang dihasilkan oleh tawon – serta tulisan yang menyatakan madu itu rasa stoberi.
Sekali lagi, karena belum bisa membaca, Joska ngotot kalau ada madu rasa tawon selain rasa stroberi. Dia tidak mau mendengar penjelasan sepupunya yang sudah bisa membaca karena memercayai apa yang dia lihat, yaitu gambar tawon yang ada di dus itu.
Madu rasa tawon, itulah yang dikatakan Joska, memang terdengar menggelikan, tapi dia tidak bisa begitu saja disalahkan. Dialah anak-anak, di mana kepolosan dan kejujuran menjadi sifatnya. Sifat yang semakin sulit ditemukan di dunia orang dewasa, sekarang ini. Dari pernyataannya menunjukkan bahwa dia memang anak-anak. Anak-anak yang memerlukan penjelasan dan bimbingan dari orang dewasa. Penjelasan yang jujur dan benar karena itu akan menjadi bekalnya di masa yang akan datang.