Ariel pun Seorang Manusia
Author: pujiarya
Memang tidaklah pantas, perbuatan yang telah (dituduhkan) dilakukan Ariel. Perbuatan yang hukumnya hanya dilakukan oleh pasangan yang terikat dalam sakralnya sebuah pernikahan. Pula, seharusnya dilakukan bukan untuk konsumsi publik. Namun, apa dikata, semua telah terjadi. Seseorang telah mengunggah rekaman itu ke belantara maya, yang siapa pun dapat menjangkaunya, entah untuk kepuasan diri atau termakan derasnya pemberitaan yang mau tidak mau membawanya mengikuti, supaya tidak dibilang ketinggalan informasi.
Ribuan caci maki penduduk negeri telah dihujankan padanya. Belum lagi hinaan, cemoohan, dan semua hal buruk yang orang bilang pantas disandangkan padanya. Dan kini, Ariel dalam penantiannya. Dia menunggu hukum manusia yang akan menjeratnya. Tidak bisa dipastikan apakah dia menyesali perbuatannya, atau bahkan ingin lari dari apa yang telah dituduhkan padanya. Hanya dia seoranglah yang tahu, dan Tuhannya.
Ariel (mungkin) memang telah melakukan kesalahan. Perbuatannya berdampak buruk pada moral generasi bangsa. Malahan, dari pemberitaan media, video mesumnya meningkatkan tindakan kriminal dan asusila. Tidaklah mengherankan bila kini banyak orang mengawal perjalanan persidangannya. Banyak orang yang menamakan dirinya pembela anti kemaksiatan menginginkan hukuman setimpal untuknya. Banyak orang yang tidak ingin melepaskannya dari hukum yang menurut mereka pantas diberikan padanya. Tidak bisa dihindari, jika Ariel terbukti bersalah, maka hukuman wajib diberikan padanya sesuai undang-undang negara yang berlaku. Ariel pun pasti bisa memahaminya.
Tulisan ini tidak untuk membenarkan perbuatannya. Tapi, ketika saya melihat tayangan persidangannya di televisi — perlakuan orang-orang yang mendemonya. Hanya ingatlah, Ariel tetaplah seorang manusia. Manusia ciptaan Tuhan. Manusia yang mempunyai hati dan perasaan. Saya bukan fans berat Ariel. Saya juga bukan kerabatnya. Saya memang tahu Ariel, tapi saya tidak mengenalnya. Saya adalah sesamanya, sesama manusia, manusia ciptaan Tuhan.
Saya teringat, seperti halnya seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah, yang dibawa ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi kepada Tuhan. Saya rasa, Ariel juga ingin mendapatkan pengampunan itu — pengakuan bahwa dia seorang manusia, dari Tuhan dan juga Anda, yang ternyata juga seorang manusia.
Pay — 24/1/11 – 11.24
“…, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” (Yoh. 8:7)