Part 2: Wali Kelas 2
Author: pujiarya
Pada tahun ajaran baru, aku diberi tanggung jawab untuk menjadi wali kelas murid kelas 2. Menjadi tantangan tersendiri karena aku harus menghadapi anak-anak yang lebih memahami hal-hal yang konkret daripada abstrak. Anak-anak usia 7-9 tahun yang mungkin saja belun malu untuk menangis kalau diberi nasihat. Anak-anak yang mungkin saja belum memahami secara sadar tujuan mereka bersekolah. Hanya tidak ingin berbeda dari anak lainnya. Bisa jadi itu yang menjadi alasan mereka tiap hari berangkat ke sekolah.
Hari itu pun tiba. Aku masuk ke kelas 2. Muridnya tidak banyak, hanya sebelas orang. Ya, memang menurut guru-guru lainnya saat ini memang sulit mendapat murid. Entah karena KB berhasil atau karena mereka memilih sekolah lain yang menurut mereka lebih bagus kualitasnya.
Aku memperkenalkan diri terlebih dulu. Supaya mereka tahu siapa aku dan apa yang aku kerjakan terhadap mereka. Secara bergantian mereka pun memperkenalkan diri. Ada Yusuf, Tabah, Tiara, Fernando, Bilal,Dila, Daffa,Fera, Nanda, Putri dan Gilang.
Anak-anak yang manis. Anak-anak yang masih polos. Setidaknya itulah kesan pertamaku terhadap mereka. Dan apa yang terjadi di kemudian hari aku berharap mereka tetap menjadi anak-anak pewaris masa depan yang cemerlang. Aku pun bertekad aku harus memberikan yang terbaik yang aku bisa untuk mereka. Apakah aku bisa? Aku rasa satu tahun harus kupakai untuk membuat mereka lebih dari keadaan mereka saat ini. Aku tetap berharap dan berusaha. Hari itu hari pertamaku menapaki menjadi seorang wali murid kelas 2. Dan selama setahun itu bukan hanya anak-anak saja yang belajar. Namun, aku pun belajar dari mereka. Belajar dari kepolosan dan kebesaran seorang anak yang terkadang terlupa oleh orang tua.